Nama : Lola Rahmaditya Helmana
NPM : A10140138
Perbedaan sistem JIT dengan sistem TradisionalPada era globalisasi ini kemajuan akan teknologi semakin membantu pekerjaan maupun kegiatan manusia. Dalam ilmu manajemen operasi yang mempunyai definisi memasukan input berupa bahan baku lalu di proses dan menghasilkan output berupa barang atau produk.
Saat ini kegiatan operasional perusahaan dihadapkan dengan percepatan atas ketersedian barang dan produk yang dibutuhkan konsumen. Dengan adanya fakta ini membuat pihak manajemen harus siap dengan keadaan ini. Salah satunya dengan membuat sistem produksi yang cepat atau sering disebut dengan JIT (Just In Time).
Dalam artikel ini saya akan memberikan perbedaan antara penggunaan JIT dengan Sistem Konvensional, serta apa saja keuntungan dan kelemahan dalam JIT (Just In Time) itu sendiri. Here we go!:))
1. Pengertian Just In Time
Dalam
pengertian luas, JIT adalah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada
aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen internal lainnya dalam suatu
organisasi.
JIT
mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah
terhadap produk atau jasa harus di eliminasi.Aktivitas yang tidak bernilai
tambah meningkatkan biaya yang tidak perlu,misalnya persediaan sedapat mungkin
nol.
2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan
mutu yang lebih tinggi.Sehingga produk rusak dan cacat sedapat mungkin
nol,tidak memerlukan waktu dan biaya untuk pengerjaan kembali produk cacat, dan
kepuasan pembeli dapat meningkat.
3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang
berkesinambungan (Continuous Improvement) dalam meningkatkan efisiensi
kegiatan.
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan
meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.
Konsep
just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk
aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost. Just
In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas
dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan
mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang
berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama
dengan komponen-komponen lainnya
Jus
In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan
waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses
distribusi.2. Perbedaan JIT dengan Sistem Konvensional(klik disini)
Perbedaan sistem JIT dengan sistem Tradisional
1) Sistem tarikan dibanding sistem dorongan
Sistem tarikan (pull through) atau sistem tarikan permintaan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan konsumen. Sebagai contoh, dalam perusahaan, permintaan konsumen eksternal melalui aktivitas penjualan menarik (menentukan) aktivitas produksi, dan aktivitas produksi menarik aktivitas pembelian. Sedangkan sistem dorongan (push through) adalah sistem penentuan aktivitas-aktivitas berdasarkan dorongan aktvitas-aktivitas sebelumnya. Misalnya, pembelian bahan melalui aktivitas pembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitas produksi mendorong aktivitas penjualan.
2) Sediaan tidak signifikan dibanding sediaan signifikan
Just in time karena menggunakan sistem tarikan, dapat mengurangi sediaan menjadi tidak signifikan atau sangat sedikit bahkan bisa menjadi nol. Sebaliknya dalam sistem tradisional, karena menggunakan sistem dorongan, sediaan jumlahnya signifikan karena (1) jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, (2) jumlah produk yang diproduksi melebihi permintaan konsumen, (3) perlunya sediaan penyangga.
3) Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyak
Just in time hanya menggunakan pemasok dalam jumlah yang sedikit untuk mengurangi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tamabah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi, mencapai pengiriman tepat waktu dan berharga murah. Sistem tradisional menggunakan banyak pemasok untuk emmperoleh harga yang murah dan bermutu baik, namun akibatnya banyak aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
4) Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendek
Just in time menggunakan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna membangun hubungan baik yang saling menguntungkan. Sedangkan sistem tradisional, menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untuk memperoleh harga yang murah harus dibeli dalam jumlah banyak.
5) Struktur seluler dibanding struktur departemen
Just in time biasanya menggunakan struktur seluler yaitu pengelompokkan mesin-mesin dalam satu keluarga secara berurutan, biasanya kedalam struktur kemiringan. Sedangkan sistem tradisional menggunakan struktur departemen yaitu struktur pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-tahapannya dan memerlukan beberapa departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi.
6) Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasi
Sistem tradisional mengelompokkan karyawan ke dalam departemen-departemen sehingga mereka terspesialisasi pada departemen-departemen tempat mereka bekerja. Sistem Just In Time (JIT) mengelompokkan karyawan berdasar sel-sel pemanufakturan, sehingga karyawan dilatih untuk berkeahlian ganda.
7) Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasi
Sistem tradisional mendasar spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada masing-masing departemen jasa. Sistem Just In Time (JIT), jasa terdesentralisasi pada masing-masing sel pemanufakturan.
8) Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendah
Dalam sistem tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan keryawan relatif rendah karena karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasannya. Dalam sistem Just In Time (JIT), manajemen harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau memberi peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam manajemen organisasi. Keterlibatan ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh.
9) Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintah
Sistem tradisional pada umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai supervisor
karena fungsi utamanya adalah memerintah para karyawan untuk melaksanakan
kegiatan. Sistem Just In Time (JIT) memerlukan keterlibatan karyawan sehingga
mereka dapat diberdayakan, maka gaya manajemen yang cocok adalah sebagai
fasilitator bukan sekedar supervisor.
10) Total Quality Control (TQC) dibanding Accepted Quality Level (AQL)
Sistem JIT membutuhkan penekanan yang lebih kuat pada pengendalian mutu sehingga memerlukan TQC. Total Quality Control (TQC) adalah pendekatan pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau terbebas dari kerusakan. Sistem tradisional menggunakan pendekatan AQL. Accepted Quality Level (AQL) adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan JIT dan Sistem Konvensional, semoga bermanfaat. Terimakasih:)))
Daftar Pustaka
http://luckyprasetyohardiyanto.blogspot.co.id/2010/06/sistem-produksi-tepat-waktu-just-in.html
http://matamultibook.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-sistem-jit-dengan-sistem.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar